Wah ... sungguh menarik. Entah apa yang terlintas dalam benak humas pemerintah atau mungkin tim sukses presiden RI hingga berani, membiarkan sang presiden meluncurkan album barunya dalam suhu panas masyarakat menyoal 100 hari kinerja sang presiden.
Dalam telaah ilmu komunikasi, hal ini sungguh menarik. Sebagai pihak yang tengah menghadapi masa 'orientasi' tentu beliau akan sangat berhitung dalam bertindak. Tujuannya tentu agar dapat menunjukkan prestasi terbaik, dan tentu yang relevan.
Namun, bila opini masyarakat begitu resah terhadap kinerja presiden dalam 100 hari pertama, citranya pun cenderung menurun hampir dalam segala aspek dibandingkan kondisi serupa pada periode sebelumnya, tentu meluncurkan album lagu baru sungguh merupakan sebuah keputusan yang kontraproduktif.
Memang, kreativitas dan prestasi dalam menghasilkan album lagu merupakan karya personal non kedinasan, tak ada hubungannya dengan 100 hari kerja. Namun, bila diluncurkan di masa saat masyarakat meragukan atau mempertanyakan prestasi ybs dalam masa yang sangat krusial ini, tentu masyarakat akhirnya akan mengkait-kaitkannya juga. Tentunya, tim sukses atau beliau pun menyadari resiko tersebut dan punya perhitungan tersendiri.
Dalam kaca mata komunikasi politik, idealnya hal ini tentu sangat tidak ideal. Namun, di sisi yang lain, dunia politik itu dunia yang sangat tidak menentu dan sangat fluktuatif. Paling banter, kehadiran album baru sang presiden hanya menimbulkan pro dan kontra namun rasanya akan sangat sulit untuk bisa menjatuhkan kepemimpinan sang presiden, bukan ?
Maka dalam kasus ini, mungkin, bisa jadi tak ada teori yang bisa menjelaskan akan hal ini. Hanya pepatah yang mampu menggambarkannya, "anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu..." Setiap manusia punya kesenangan atau hobi masing2 toh, termasuk presiden RI yang senang berdendang ....
No comments:
Post a Comment