Monday, 6 July 2009

DEBAT CAPRES 2

Debat Capres putaran kedua terbilang memiliki perbedaan yang mencolok. Setidaknya, moderatornya kali ini adalah seorang perempuan. Ini bukan masalah gender. Tapi, demikianlah fakta hasil pengamatan yang ditemui selama debat capres kedua berlangsung.
  1. Tema, Pengentasan Kemisikinan & Pengangguran
  2. Tempat, Metro TV
  3. Pembawa Acara, narator. Tidak ada pembawa acara yang membuka acara sebagaimana acara sebelumnya. Acara dibuka melalui suara narator disertai dengan kehadiran sang moderator.
  4. Moderator, Aviliani, pengamat ekonomi dan keuangan perbankan, ketua jurusan manajemen Universitas Paramadina. Keberadaan seorang moderator yang seorang perempuan tentu membawa atmosfer tersendiri selama acara debat berlangsung. Situasi jauh lebih hangat dan tidak sekaku atau seformal acara debat capres pertama.
  5. Peraturan, sama
  6. Sesi, terdiri dari 3 bagian, yaitu pemaparan visi, menjawab 4 pertanyaan, saling berdebat (pertanyaan dari moderator), plus pengantar (penutup)
  7. Waktu, Visi (7 menit), lain-lain 1-2 menit
  8. Podium, meja podium berbahan transparan (mika) yang dibuat tidak terlalu tinggi jelas menimbulkan efek psikologis berbeda dibandingkan dengan podium berbahan kayu yang digunakan sebelumnya. Dengan demikian, bahasa tubuh para kandidat pun terlihat lebih jelas sehingga jarak psikologis antara para kandidat dengan para pemirsanya baik di studio maupun di rumah dapat lebih diminimalisir.
  9. Time Monitor, Lantai podium kali ini dilengkapi oleh layar monitor yang menunjukkan waktu yang menghitung mundur sehingga sangat membantu pada kandidat dalam memanfaatkan waktu seacara efektif.

Secara umum, debat capres putaran kedua relatif lebih baik dari acara debat caprest putaran pertama. Sosok moderator yang seorang perempuan jelas menjadi nilai lebih tersendiri. Pada umumnya sosok perempuan, secara manusiawi perempuan jelas memiliki daya tarik tersendiri yang jauh lebih besar dan kemampuan berinteraksi lebih baik dibandingkan laki-laki. Maka adalah sangat wajar bila moderator kali ini lebih mampu mencairkan suasana, dengan tetap santun.

Perubahan situasi podium bagaimana pun juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Podium yang didisain lebih nyaman, tentu mempengaruhi para pengguna di atasnya, termasuk meja podium. Maka sangat manusiawi pula bila pada debat capres kali ini para kandidat pun menjadi lebih santai dan menikmati jalannya acara sehingga perdebatan pun lebih mengalir.

Jarak area lantai podium dengan para penonton di studio pun tidak lagi terlalu jauh. Maka para kandidat pun tidak terlihat seperti pesakitan yang tengah menghadapi persidangan.

Mungkin apa yang berbeda pada debat capres kedua terhitung tidak terlalu besar, karena hanya menyangkut perbaikan dan penambahan perlengkapan atau fasilitas area podium. Selain itu, tentu hanyalah soal jenis kelamin moderator. Namun, perubahan kecil tersebut ternyata mampu menghadirkan perbedaan yang sangat nyata dibandingkan acara serupa sebelumnya.

Mengapa acara perdebatan para capres begitu banyak menimbulkan kritikan, karena ... selama ini dalam acara pemanasan pemaparan visi para capres yang disiarkan oleh hampir seluruh stasiun televisi secara mandiri terbilang sangat menarik. Dan tentu, pembawa acaranya sebagian besar adalah perempuan yang notabene adalah juga para pembawa berita atau acara talkshow di masing2 stasiun tv dengan segala kompetensi profesinya. Maka, wajar bila penonton mempertanyakan kualitas acara debat capres yang dianggap tidak mampu menyuguhkan greget yang sebagaimana biasa mereka tonton selama ini.

No comments:

Post a Comment