Tuesday 1 September 2009

TRANSFORMASI, REFORMASI dan KOMUNIKASI

Dalam era pasar global saat ini, banyak organisasi atau perusahaan yang melakukan pembenahan atau konsolidasi internal. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu langkah strategis manajemen dalam menyikapi dan mensiasati iklim pasar global yang semakin ketat dan sengit dalam persaingan. Transformasi, maka menjadi sebuah kata yang belakangan ini menjadi begitu akrab di berbagai kalangan, khususnya dunia usaha.

Yang menarik dari wabah transformasi saat ini, yang banyak melakukannya justru perusahaan, institusi, badan-badan pemerintah. Sebut saja, Perum Peruri, BUMN ini tergolong pionir alias pelopor yang mencanangkan transformasi sejak kuartal pertama 2008. Tak lama kemudian & hanya berselang bulan, Pertamina - perusahaan minyak plat merah ini juga melakukan transformasi. Sebagai BUMN besar, transformasi Pertamina jauh lebih terpublikasi media. Berikutnya, adalah POLRI yang juga melakukan transformasi. Pada hari pencanangannnya POLRI melakukan publikasi cukup intens selama beberapa hari.

Berikutnya adalah PT. Angkasa Pura, tampaknya juga melakukan hal serupa. Gebrakan PT. Angkasa Pura dalam bertransformasi juga cukup terprogram dengan baik melalui publikasi media. Namun konon kabarnya, Indosat adalah perusahaan yang jauh lebih dulu melakukan transformasi, saat masih berbentuk BUMN. Transformasi Indosat pun dilakukan sebagai salah satu langkah strategis dalam menghadapi pasar global, khususnya saat Indosat dihadapkan pada kenyataan untuk berbagi SLI dengan operator telekomunikasi lainnya di Indonesia.

Sesungguhnya, apakah yang dimaksud dengan transformasi ? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :

trans·for·ma·si n 1 perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dsb): Asia Tenggara diliputi suasana transisi dan -- akibat kemenangan mereka; terjemahan puisi yg baik kerap kali menuntut -- secara besar-besaran; 2 Ling perubahan struktur gramatikal menjadi struktur gramatikal lain dng menambah, mengurangi, atau menata kembali unsur-unsurnya; men·trans·for·ma·si·kan v 1 mengubah rupa (bentuk, sifat, fungsi, dsb); mengalihkan: Pemerintah berhasil ~ benteng itu menjadi objek pariwisata; 2 Ling mengubah struktur dasar menjadi struktur lahir dng menerapkan kaidah transformasi

re·for·ma·si /réformasi/ n perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dl suatu masyarakat atau negara; -- ekonomi perubahan secara drastis untuk perbaikan ekonomi dl suatu masyarakat atau negara: perdana menteri yg baru telah menyapu kalangan oposisi dan memberikan serangan telak dng -- ekonomi; -- hukum perubahan secara drastis untuk perbaikan dl bidang hukum dl suatu masyarakat atau negara; -- politik perubahan secara drastis untuk perbaikan dl bidang politik dl suatu masyarakat atau negara

Bila mengamati makna transformasi, maka transformasi mengandung pengertian adanya suatu proses perubahan dalam sebuah organisasi yang bisa jadi meliputi bentuk, sifat, fungsi, dsb. atau bahkan mungkin semuanya. Persoalannya, bagaimana sebuah transformasi dapat berlangsung dan terwujud sebagaimana yang diharapkan ?

Sementara reformasi adalah perubahan yang lebih mengenai suatu perbaikan sistem dalam suatu komuniktas yang lebih besar yaitu masyarakat atau negara. Hal-hal yang dikenai perubahan dalam reformasi pun lebih pada aspek-aspek yang berkaitan dengan kehidupan orang banyak dan ineraksinya.

Membandingkan kedua kata tersebut, maka transformasi dan reformasi sama-sama memiliki makna perubahan, namun keduanya memiliki tujuan atau sasaran yang berbeda.

Berdasarkan obeservasi dan pengalaman, sebuah proses transformasi merupakan sebuah proses besar dan tidak sederhana apalagi mudah. Ada banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan sebuah proses transformasi hingga mencapai hasilnya. Secara sederhana ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses transformasi, antara lain :

  1. Alasan yang kuat. Tentulah sebuah motif yang dapat mendorong sebuah tindakan. Semakin fantastis sebuah motif maka akan semakin besar menimbulkan dorongan dan adrenalin bagi semua pihak yang berkepentingan dengan proses transformasi itu sendiri.
  2. Komitmen top level management. Manajemen puncak adalah pihak yang memiliki otoritas sekaligus tanggung jawab yang dapat menjamin kemungkinan dan peluang berlangsungnya sebuah proses baru yang mengenai seluruh bagian dalam organisasi. Kesungguhan manajemen puncak sangat mempengaruhi secara psikologis bagi kekuatan & semangat setiap lapisan di bawahnya.
  3. Program. Cita-cita memerlukan tujuan dan perencanaan yang matang, jelas, terarah, fokus, sistematis dan terukur. Program yang rasional sangat membantu semua pihak dalam menyelesaikan tanggung jawabnya masing-masing secara obyektif, terukur dan bersinergi.
  4. Keterlibatan. Transformasi adalah sebuah proses besar yang mengenai banyak pihak. Maka semua orang yang ada dalam sebuah organisasi adalah bertindak sebagai pelaku, bukan obyek. Maka, seyogyanya sebuah proses transformasi memberikan peluang secara proporsional bagi semua pihak dalam menentukan masa depannya secara dewasa & rasional.
  5. Sosialisasi. Sebuah proses yang membutuhkan keterlibatan semua pihak tanpa terkecuali tentu membutuhkan sosialisasi yang sesuai. Artinya, setiap pergerakan, tahapan dan perubahan terinformasi dengan baik di antara seluruh pihak. Sosialisasi secara konvensional dengan sosialisasi menggunakan media tentu menimbulkan efek yang tidak sama. Karenanya, sangat penting menentukan pola sosialisasi yang sesusai dengan kebutuhan organisasi untuk memuluskan proses transformasi.
  6. Anggaran. Ketersediaan biaya menjadi unsur yang cukup mempengaruhi kesukesesan sebuah proses transformasi. Biaya, sangat diperlukan sejak awal proses hingga realisasi program transformasi. Tanpa anggaran yang relevan, tentulah sebuah proses transformasi hanya menjadi beban banyak pihak.
  7. Agen Perubahan. Sekelompok agen perubahan dapat bermanfaat dalam melakukan akselerasi dan penyelarasan proses transformasi secara menyeluruh. Namun, keberadaan agen perubahan pun harus dimulai dengan penerimaan yang positif oleh mayoritas populasi. Bila keberadaan agen perubahan diawali dengan proses yang tidak tepat justru akan menimbulkan kontra produktif dengan tujuan dan cita-cita tarnsformasi yang sesungguhnya.
  8. Budaya Organisasi. Kharakter sebuah organisasi menjadi salah satu unsur yang perlu diperhatikan secara ekstra bila organisasi akan melakukan proses transformasi. Inti sebuah proses transfromasi adalah perubahan. Maka perubahan tersebut akan berhadapan dengan budaya organisasi. Artinya, penyesuaian budaya organisasi sesuai dengan tujuan transformasi yang hendak dicapai penting diupayakan sebagai langkah paling awal.

    Transformasi, adalah sebuah proses yang mentargetkan sebuah kondisi akhir dengan adanya perubahan bentuk, sifat, atau fungsi dari sebuah organisasi. Artinya, dalam pandangan ilmu komunikasi maka proses transformasi mensyaratkan komunikasi yang berdampak pada perilaku (behaviour). Persoalannya, perubahan perilaku tidak akan tercapai bila dampak secara kognisi (pengetahuan) dan afeksi (sikap) belum terpenuhi. Kesimpulannya, sebuah proses transformasi mensyaratkan komunikasi yang menyeluruh yang perlu dilakukan secara bertahap dan terencana dengan baik.

    Pada prakteknya, bisa jadi peranan penting komunikasi dalam proses transformasi seringkali terabaikan. Akibatnya, proses transformasi tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan.

    Ironisnya, sebuah proses transformasi yang pada awalnya merupakan sebuah cita-cita yang mulia bagi perbaikan seluruh organisasi bila tidak berhasil berjalan mulus, maka akan menimbulkan resiko yang sangat serius. Proses transformasi yang tidak berjalan mulus sangat rentan terhadap timbulnya banyak hal negatif antara lain :
    1. Munculnya para oportunis, oposan sekaligus para pemain status quo.
    2. Timbul banyak korban, baik para pegawai secara individual, maupun para top level management secara korporat/instituasional, akibat menurunnya tingkat kepercayaan publik.
    3. Kembalinya iklim & budaya organisasi yang lama menjadi cenderung lebih kuat dari sebelumnya, karena faktor pembuktian, keberhasilan proses transformasi yang tidak tercapai.

No comments:

Post a Comment