Thursday 30 April 2009

STRATEGI KOMUNIKASI H1N1

Pertengahan April 2009 ini, dunia digemparkan dengan merebaknya pandemi penyakit flu babi yang disebabkan oleh virus H1N1. Kasus ini bermula dari tewasnya hampir 170 orang di Mexiko disebabkan terjangkit oleh penyakit yang mematikan ini.

Menteri Kesehatan RI, Siti Fadhilah menegaskan bahwa, penyebaran virus H1N1 ini memang lebih cepat daripada virus H1N5 yang menyebabkan penyakit flu burung (avian flue). Namun menurutnya, virus H1N1 ini tidak lebih ganas daripada virus H1N5. Sementara para dokter di berbagai daerah seperti yang ditayangkan di televisi, justru menyatakan sebaliknya. Para dokter yang penuh inisytaif melakukan kampanye di berbagai area publik ini menyatakan bahwa virus ini lebih membahayakan daripada virus H1N5. Mana yang benar ? Wallahualam bisawam ....

Mengamati dari penanganan kasus sebelumnya, Menkes mengutamakan strategi komunikasi yang mengarah pada pengelolaan opini publik untuk menghindari mobilisasi umum atau kepanikan. Maksudnya, pada penganganan kasus flu burung Menkes selalu meyakinkan seluruh masyarakat agar tidak perlu terlalu khawatir, dan segera menghubungi dokter serta rumah sakit rujukan kepada para penderita agar mendapat perawatan lebih lanjut. Strategi serupa juga dilakukan oleh Menkes dalam menanggapi kasus susu bubuk formula yang mengandung melamin.

Kini, dalam menghadapi kasus penyebaran virus H1N1, Menkes pun menggunakan jurus yang sama. Selain tentu saja tetap memperkuat jajarannya dengan pelayanan medis yang baik di seluruh Indonesia, menkes juga berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melakukan pencegahan, khususnya dengan pengelola bandara sebagai entry point warga asing yang masuk ke wilayah Indonesia, yang berpotensi membawa virus penyakit tersebut.

Kabar baiknya tentang pandemi virus ini adalah, konon khabarnya virus ini masih 'beredar' hanya di wilayah eropa, dan belum memasuki wilayah asia. Namun, masalahnya kecurigaan Menkes perihal upaya dunia barat menjadikan Indonesia sebagai 'kelinci percobaaan' berbagai senjata biologis khususnya virus berbagai penyakit mematikan ini, perlu dicermati secara seksama. Belajar dari banyak kasus sebelumnya, dunia barat selama ini cenderung bersikap bahil kepada negara berkembang khususnya dunia Islam atau negara di belahan timur yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Sebagai rakyat biasa, tentulah kita menjalani hidup dengan penuh amanah sesuai tugas kita sebagai umat. Maka jadilah umat yang baik, jalankan syariat dengan sebenar-benarnya. Salah satunya dengan menjaga kebersihan, karena kebersihan adalah sebagaian dari iman. Begitu pun halnya dalam menghadapi penyebaran penyakit seperti saat ini. Islam mengajarkan, bahwa pada masa kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, saat Nabi menghadapi merebaknya penyakit yang membahayakan seperti ini, beliau menganjurkan seluruh umatnya untuk tidak bepergian ke luar wilayah untuk menghindari penyebaran penyakit secara lebih luas ke berbagai wilayah lainnya. Dari sinilah prinsip isolasi melahirkan penciptaan, pembangunan, pendirian, dan pengoperasian sebuah rumah sakit, yang terus dirasakan manfaatnya hingga sekarang. Begitulah Islam ....

No comments:

Post a Comment