Friday, 1 May 2009

TING TONG !

Dalam sebuah forum kegiatan Konvensi Humas Nasional di Padang, Sumatera Barat 2003 lalu, terjadi diskusi antara pembicara dengan seluruh peserta forum. Konvensi Humas Nasional ini diikuti oleh lebih dari seratus orang praktisi humas dari berbagai instansi penting dan para akademisi dari berbagai wilayah di Indonesia.

Di tengah-tengah menyampaikan materinya, sang pembicara bertanya siapakah Gubernur DKI Jakarta kepada salah seorang peserta forum. Sang peserta yang ditanya adalah seorang perempuan muda yang cantik, berkulit putih mulus, berperawakan tinggi sedang, rambut lurus sebahu, berpakaian rapi dan bersepatu kasual dengan membawa tas bermerek terkenal. Ternyata dia adalah humas salah satu perusahaan minyak asing di Indonesia. Namun betapa terkejutnya seluruh forum yang hadir, saat perempuan muda itu tidak dapat menyebutkan nama sang gubernur ! Padahal, selama ini perempuan muda ini bekerja di perusahaan minyak asing yang berkantor di Jakarta !

Bisa dibayangkan, betapa gaduhnya forum dengan jawaban sang perempuan muda yang tidak memuaskan. Berbagai celetukan tidak pantas pun terdengar mengomentari kekhilafan sang perempuan muda. 'Hebatnya', kini sang perempuan muda, konon tidak lagi bekerja di perusahaan minyak asing itu lagi, namun karirnya justeru melesat di institusi pemerintah yang memantau kinerja perusahaan-perusahaan minyak asing yang beroperasi di Indonesia. Fantastik bukan ?

Demikianlah, sekali lagi fenomena yang ditemui menyangkut profesionalisme para praktisi humas. Konon kabarnya, sang perempuan muda ini adalah seorang insinyur dari sebuah institusi pendidikan terkenal di jawa barat. Jadi, ternyata ia tidak mempunyai bekal akademisi dalam bidang kehumasan. Selanjutnya, bisa jadi hal itu menyebabkan ia tidak menganggap prestisius, penting, dan berartinya profesi dia sebagai seorang humas. Akibatnya, ia pun tidak ambil pusing tentang hal-hal yang terjadi di sekelilingnya. Sebagai seorang insinyur, ia tidak akan ditanya siapa gubernur jakarta, berapa nomor telepon ajudan menteri itu, dst. Padahal, selain harus memiliki kompetensi, sebagai seorang profesional humas selayaknya ia memiliki wawasan yang luas dan mengikuti perkembangan.

Semoga, hal-hal yang demikian ini dapat menjadi cermin bagi para calon profesional & praktisi humas agar senantiasa menjaga komitmen dan integritas serta menjaga nama baik pribadi dan profesionalnya....

No comments:

Post a Comment