Monday 11 May 2009

TIPS MENULIS

Dunia komunikasi khususnya kehumasan dan jurnalistik sangat erat kaitannya dengan masalah menulis. Profesional humas, perlu memiliki kemampuan menulis karena ia akan menyiapkan berbagai media komunikasi yang ditujukan bagi stakeholder-nya untuk tujuan tertentu. Tujuan yang terkandung dalam pesan akan sulit terwujud bila para profesional humas tidak mampu merumuskan pesannya dalam sebuah tulisan yang menarik dan tepat sasaran.

Sementara bagi para pekerja media, keahlian menulis ibarat pedang yang wajib dibawa dalam berperang. 'Dagangan' seorang pekerja media adalah tulisannya, baik media cetak maupun elektronik (audio & audiovisual), tetap membutuhkan konsep tulisan yang baik.

TIPS MEMBUAT TULISAN YANG MENARIK
  1. Judul tidak terlalu panjang;
  2. Judul merupakan statement yang faktual;
  3. Sebaiknya judul tidak diawali dengan angka;
  4. Tulisan yang baik terdiri dari lead (pengantar) yang membuka jalan cerita sebuah tulisan (berita), body atau isi berita dan penutup;
  5. Tulisan memenuhi unsur-unsur 5 W + 1 H;
  6. Tulisan disusun dengan komposisi model piramida terbalik.
  7. Gunakan pilihan kata yang sederhana;
  8. Menguasai Bahasa Indonesai secara baik, tata bahasa, kosakata, struktur, pola kalimat dan seterusnya, khusunya Bahasa Indonesia Jurnalistik.

JUDUL

Seringkali, sebuah tulisan memiliki judul yang panjang sehingga mengurangi ketertarikan pembaca untuk membaca tulisan yang disajikan. Agar sebuah tulisan menarik perhatian calon pembaca maka berilah judul yang singkat namun penuh makna. Salah satu caranya, bila tulisan dibuat berdasarkan hasil wawancara, kutiplah salah satu ucapan nara sumber yang paling penting yang berkaitan dengan topik pemberitaan. Biasaanya, cara ini cukup jitu dalam membangun daya tarik calon pembaca. Bila ucapan nara sumber terlalu panjang, kutip saja sebagian, dan akhiri dengan tiga tanda titik dan seluruh petikan ucapan tersebut diawali serta ditutup dengan tanda kutip.

LEAD

Lead merupakan pengantar sebuah berita. Bila sebuah berita terbentuk karena sebuah kejadian, maka lead akan berisi tentang awal terjadinya peristiwa secara singkat. Sementara bila sebuah berita terbentuk karena kebijakan yang kontroversi, maka lead akan berisi mengenai inti kebijakan tersebut, dan seterusnya. Lead, tidak perlu terlalu panjang, cukup satu paragraf yang memuat 3-4 kalimat saja.

BODY

Inilah isi tulisan yang sebenarnya. Sebuah tulisan yang baik hendaknya memenuhi unsur-unsur 5 W + 1 H, yaitu What (apa), Why (mengapa), When (kapan), Who (siapa), Where (di mana) dan How (bagaimana). Persoalannya, sebuah berita menitikberatkan tentang apa, maka unsur itulah yang perlu dikupas lebih seksama dan cermat.

PENUTUP

Penutup berisi berbagai hal-ihwal yang mendukung kelengkapan berita namun tidak terlalu penting. Bagian penutup dapat 'dibuang' bila tidak diperlukan, bila ruang yang tersedia dalam sebuah media terbatas.

PIRAMIDA TERBALIK

Komposisi piramida terbalik artinya, bahwa hal yang paling penting mendapatkan porsi paling besar atau banyak, sementara hal yang paling tidak penting berangsur-angsur memperoleh porsi yang paling kecil atau sedikit.

Profesional humas yang memiliki keahlian menulis yang baik, akan mampu menghasilkan press release dan advertorial yang siap tayang, menyusun narasi profil audio visual perusahaan, membuat berbagai brosur yang informatif, dll. Artinya, kemampuan ini akan mempengaruhi hubungan sebuah organisasi dengan media massa secara institusional karena para profesional humas telah membantu pekerjaan para pekerja media sesuai standar mereka.

BAHASA INDONESIA JURNALISTIK

Bagi para mahasiswa komunikasi Bahasa Indonesia Jurnalistik akrab disebut BIJ. Umumnya, BIJ akan ditawarkan dalam 2 (dua) tingkatan. BIJ 1 & BIJ 2. BIJ berguna dalam memandu para prpfesional di bidang komunikasi agar dapat menyusun sebuah tulisan yang sederhana namun tetap komunikatif dalam bentuk tulisan. Misalnya penulisan angka 1 sampai dengan 10 yang tetap ditulis secara tulisan bukan angka, mendahulukan kepangkatan diikuti nama orang dalam menyebutkan keberadaan seseorang dalam media cetak atau sebaliknya dalam media elektronik hingga penyebutan satuan rupiah sebagai acuan mata uang dan bukan menggunakan satuan mata uang lain dalam pemberitaan (utamanya bagi materi pemberitaan elektronik).

HAL YANG HARUS DIHINDARI, antara lain :

  1. Judul dan tulisan yang sensasional dan kontroversi;
  2. Gambar yang sadis (manusia maupun makhluk hidup yang lain) , korban seksual atau tersangka;
  3. Menyebutkan nama tersangka, dll.

No comments:

Post a Comment