Monday 14 September 2009

HUMAS dalam PRAKTEK

Humas dalam praktek, pada perkembangannya khususnya di Indonesia sungguh menunjukkan fenomena yang menarik. Lebih dari lima belas tahun mempelajari dan menekuni profesi humas, secara profesional saya menilai bahwa profesi humas berkembang relatif tidak menggembirakan.

Pasalnya, selama hampir 2 (dua) dekade profesi humas masih saja dipahami secara tidak seragam secara baik oleh dunia kerja. Artinya, selama ini profesi humas terkesan disepelekan atau dianggap sebagai profesi yang berurusan dengan seremonial belaka.

Humas sebagai salah satu fungsi manajemen nyaris jarang ditemui secara jamak di berbagai perusahaan, organisasi atau instansi. Hal tersebut terlihat dari sejumlah fenomena berikut ini :
  1. Banyaknya lowongan pekerjaan bagi humas yang tidak mengsyaratkan kriteria dengan kualifikasi akademis sesuai dan kompetensi yang sesuai/memadai;

  2. Banyaknya posisi humas baik pada tingkat staf maupun manajerial yang masih menjadi satu dengan berbagai posisi lainnya seperti marketing, personalia atau hukum;

  3. Di berbagai perusahaan yang sangat spesifik, posisi humas justru diisi oleh SDM yang sama sekali tidak memiliki relevansi bidang pekerjaan kehumasan. Sebaliknya, posisi humas diisi oleh SDM dengan latar belakang spesifik sesuai bisnis utama organisasi yang bersangkutan seperti insinyur bahkan dokter di sejumlah rumah sakit;

  4. SKKNI Bidang Kehumasan yang disusun Depkominfo dan diterbitkan oleh pemerintah dalam hal ini Depnakertrans masih memuat banyak kompromi sehubungan dengan profesi kehumasan;
  5. Masih banyak unit kerja humas yang keberadaannya jauh dari pucuk pimpinan sehingga kewenangannya terbatas dan proses pengambilan keputusan pun menjadi lama;

  6. Kiprah organisasi profesi humas masih sayup-sayup dan kalah jauh dibandingkan berbagai organisasi profesi yang lain;

  7. Terbatasnya wawasan manajemen puncak tentang humas menyebabkan humas kesulitan dalam mengoptimalkan kinerja dan produktivitasnya karena keterbatasan kewenangan;

  8. Lemahnya penguasaan riset oleh para profesional humas.

Berbagai fenomena itulah yang menjadikan perkembangan profesi humas di Indonesia selama ini begitu memprihatinkan. Sebagai profesi yang relatif baru bergerak dalam 2 (dua) dasawarsa belakangan ini, maka rasanya profesi humas baru akan mengalami transformasi setelah melalui proses seleksi alam yang alamiah.

Artinya dalam 2 (dua) dekade belakangan ini profesi humas ditekuni oleh para praktisi yang berbekal pengalaman belaka dan tidak memiliki bekal akademis yang sesuai. Hanya saja, mereka memiliki keunggulan sebagai public figure dan kelebihan itulah yang menjadi modal mereka dalam bekerja dan dianggap cukup.

Beralihnya waktu, niscaya masa itu akan berakhir dan tiba saatnya para profesional yang sebenarnya dapat menekuni profesi humas secara lebih ideal dan profesional. Namun tentu akan lebih indah lagi bila reposisi itu dapat dilakukan lebih cepat bukan ? Anda setuju ?

No comments:

Post a Comment