Wednesday 7 March 2012

RISET DALAM PROSES HUMAS (PUBLIC RELATIONS)

Cutlip, Center & Broom menggambarkan model 4 (empat) langkah dalam proses hubungan masyarakat (public relations), meliputi :

1. Menentukan masalah humas;

2. Merencanakan program humas;

3. Melakukan program humas melalui kegiatan & komunikasi;

3. Mengevaluasi program.


MENENTUKAN MASALAH HUMAS

Fase pertama dalam proses ini terdiri dari pengumpulan informasi yang membantu dalam menetukan & mengantisipasi kemungkinan masalah2 (problem) humas.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan pada tahap ini, yaitu:

1. Environmental Monitoring (boundary scanning);

2. Public Relations Audit;

3. Communications Audit;

4. Social Audit.


1. ENVIRONMENTAL MONITORING PROGRAM

Peneliti, dalam hal ini humas, menggunakan cara ini untuk mengamati kecenderungan opini publik & kegiatan sosial yang mungkin menimbulkan akibat nyata (signifikan) bagi organisasi/perusahaan.

Tehnik ini umumnya meliputi 2 (dua) fase;

1. Early warning
Tipologi monitoring menurut Gregory (2001) meliputi 4 (empat) sektor: politik, ekonomi, sosial dan gaya hidup.

Ada banyak teknik yang lazim diadopsi dalam fase Early Warning (peeingatan dini), antara lain ;
1.1. Gronstedt (1999) mengadopsi "SWOT", teknik analisis kekuatan (strengths) & kelemahan (weakness) sebuah organisasi yang menyandikannya dengan peluang (opportunities) & ancaman (threats) di lingkungan eksternal.
1.2. Broody & Stone (1989) menggunakan teknik "trigger event" dalam monitoring. Bahwa sebuah peristiwa atau kegiatan bisa jadi mengarah pada perhatian publik tentang sebuah topik atau isu (masalah) tertentu.
1.3. Dyer (1996) memperkenalkan sebuah model konseptual dari monitoring lingkungan menyangkut kecenderungan isu, peliputan media & jumlah (intensitas) peliputan. Model ini tergolong sangat berguna bagi para praktisi dalam membangun pola monitoring.
1.4. Precursor Analysis, mirip dengan analisi triger events. Teknik ini mengasumsikan bahwa para pemimpin membangun kecenderungan yg pada akhirnya berpengaruh pada seluruh masyarakat.

2. Penelusuran isu utama dalam opini publik.

Fase ini, meliputi studi panel longitudinal (panjang) di mana responden yang sama diwawancara beberapa kali dengan interval yang khusus, atau dengan membandingkan polling pendapat di mana sampel acak disurvey sebanyak 1 (satu) kali.

Beberapa teknik dalam fase ini yang pernah dilakukan antara lain;
2.1. Monitoring the Attitudes of the Public, yang dilakukan oleh The American Council on Life Inssurance. Studi skala nasional berkelanjutan ini mengukur perilaku konsumen yang mempengaruhibindustri asuransi dan mengamati hal2 menyangkut citra asuransi jiwa & bagaimana publik menanggapi nilai & produk asuransi;
2.2. Omnibus Survey, adalah sebuah jadwal wawancara perorangan reguler, dengan pertanyaan2 yang disiapkan oleh pelanggan yang beragam. Keragaman tersebut meliputi keragaman topik, peringkat opini publik, dll.
2.3. Public Opinion Surveys (umumnya untuk kampanye politik). Sejumlah teknik polling yang digunakan termasuk ;
       2.3.1. Baseline polling, yaitu analisis kecendurungan opini publik saat ini. Polling ini berguna bagi para kandidat dalam pemilihan umum;
       2.3.2. Threshold polling, survey berupaya untuk meningkatkan persetujan publik menyangkut perubahan kebijakan pelayanan, pajak, biaya, dll. Sejumlah polling juga dapat dilakukan untuk membangun posisi dalam beragam isu;
       2.3.3. Tracking poll, polling ini digunakan setelah sebuah baseline polling dilakukan dan dimanfaatkan untuk mengetahui kecenderungannya dlam beberapa waktu.

DATA BASE ON LINE
Pada dasarnya data base secara on line telah membuat studi monitoring menjadi lebih efisien. Sejumlah perushaan servis komersial bahkan melayani jasa monitoring internet.

2. AUDIT HUMAS (PUBLIC RELATIONS AUDIT)
Audit humas adalah sebuah studi komprehensif mengenai kedudukan humas dalam organisasi. Sejumlah studi digunakan untuk mengukur keberadaan organisasi baik secara internal (persepsi pegawai) maupun eksternal (opini pelanggan, pemegang saham, pemuka lingkungan, dsb.). Simon (1986) menjelaskan bahwa audit humas adalah sebuah alat penelitian yang digunakan secara khusus untuk menggambarkan, mengukur & meningkatkan kegiatan humas sebuah organisasi & untuk menyediakan acuan bagi program humas di masa yang akan datang.

Audit humas meliputi 2 (dua) langkah;
1. Mendata segmen publik internal & eksternal yang paling berpengaruh bagi organisasi. Fase ini disebut juga fase Identifikasi Pihak2 Kunci dalam Organisasi. Mereka meliputi pelanggan, pegawai, penanam modal, regulator & masyarakat. Fase ini biasanya dilakukan dengan cara wawancara perorangan dengan manajemen kunci di setiap departemen, sementara dengan publik ekstenal dilakukan dengan analisis isi;
2. Menegaskan bagaimana organisasi dilihat dalam sudut pandang masing2 kelompok audiens. Fase ini melibatkan pula pelaksanaan studi citra perushaan, yang dilakukan dengan menggunakan survey sampel audiens.

Daftar pertanyaan didisain untuk mengukur kedekatan publik dengan organisasi. Peringkatan skala seringkali digunakan dalam fase ini. Responden akan ditanyakan untuk memberikan peringkat mengenai persepsi, mereka tentang perusahaan dalam skala semantik (7 tingkatan) dari grafik Ideal Electric Company.

Peringkat responden menghasilkan grafik Actual Electric Company. Dengan membandingkan grafik keduanya, para peneliti humas dapat langsung mengetahui pada hal2 apa saja perusahaan memiliki pelayanan buruk & sebaliknya. Studi citra perusahaan dapat dilakukan sebelum kampanye humas dilakukan dan dilakukan kemudian setelah kampanye dilakukan untuk mengevaluasi efektivitasnya.

3. AUDIT KOMUNIKASI
Dibandingkan audit humas, audit komunikasi memiliki sasaran lebih tajam. Secara umum, ada 2 (dua) teknik penelitian yang digunakan;

1. READERSHIP SURVEY
Readership Survey Readership study didisain untuk mengukur berapa banyak orang yang membaca publikasi tertentu (newsletter pegawai, lapiran tahunan, dll.) & mengingat isi pesan yang disampaikan. Hasilnya digunakan untuk memperbaiki isi, tampilan dan metode distribusi dari publikasi tersebut.

2. READABILITY STUDY
  Readability Study Studi ini membantu perusahaan untuk mengetahui sejauh mana pembaca mengerti isi sebuah publikasi. Secara internal, audit ini juga termasuk analisis terhadap saluran2 komunikasi dalam organisasi.

4. AUDIT SOSIAL
Audit sosial adalah audit program monitoring lingkungan dalam skala lebih kecil. Audit ini didisain untuk mengukur kinerja sosial perusahaan, yang membantu seberapa baik kegiatan sosial perusahaan meningkatkan tanggung jawab perusahaan terhadap publik. Audit ini menghasilkan umpan balik menyangkut kegiatan sosial pendanaan (sponsorship), meliputi perekrutan, kebersihan lingkungan, & keselamatan pegawai. Audit sosial merupakan penelitian terbaru & hal yang paling menantang. Para peneliti saat ini masih memikirkan sejumlah pertanyaan menyangkut kegiatan mana yang diaudit, bagaimana mengumpulkan data, & bagaimana mengukur dampak dari program.
Published with Blogger-droid v2.0.4

2 comments:

  1. mbak kalo boleh tau sumber buku dari postingan ini dari mana ya?
    Makasih :)

    ReplyDelete
  2. Dear Jessica, coba deh buka2 buku mass media research wimmer & dominic yaa ...

    ReplyDelete