Wednesday 15 February 2012

"Punyamu mantap, ya?"

Selasa pagi, seorang pejabat setingkat kepala biro (manajer) berjalan mengekor saat saya menghampiri mesin dispenser di area pantry. Merasa tak nyaman dibuntuti, saya pun menepi dengan maksud memberi kesempatan yang bersangkutan agar dapat berjalan mendahului saya.

Segera setelah saya membalikkan badan, si pejabat serta-merta berkomentar, "Punyamu besar juga ya, mantap ya?" seraya matanya memperhatikan (maaf) dada saya dan kedua tangannya bergerak-gerak. Spontan, saya lngsung menjawab, "Istighfar pak, ditampar boleh tuh mulut, ga sopan, kurang ajar!" ujar saya keras-keras sambil berlalu meninggalkannya.

Saya sangat tersinggung dengan ucapannya.  Saya merasa sangat dilecehkan. Apa yang dipikirkan oleh dia? Tidakkah dia berpikir, ucapannya sangat kasar, amoral & tidak mencerminkan orang dewasa yang mengenal ajaran agama?

Dia berbicara kepada saya, perempuan, seorang istri, bersuami dan berkerudung. Sementara dia adalah seorang laki-laki, beristri yang juga berkerudung, beranak 4, satu di antaranya perempuan. Diapun seorang haji!

Saya tidak mengklaim bahwa saya orang baik. Tapi apa yang telah dilakukan & diucapkannya benar-benar tidak bisa dibenarkan apalagi saya terima. Apakah dia mengira, karena saya hanya seorang kroco mumet, staf biasa, yang secara kepangkatan jauh keberadaannya dari dia, lantas dia boleh bicara seperti itu?

BICARA & KRITIKLAH secara KONSTRUKTIF

Setiap manusia dilahirkan apapun kondisinya adalah pemberian. Manusia tidak tahu apakah dia akan dilahirkan tinggi, pendek, rupawan, hitam, berjerawat, putih, seksi ataupun gendut.

Sementara ketentuan perempuan agar menutup aurat jelas dalam Al Quran. Perempuan hendaknya menutup aurat hingga dadanya, agar menutup lekuk tubuhnya.

Namun tidak jarang perempuan berkerudung seringkali khilaf dalam cara berbusana sehingga tidak sesuai akidah. Banyak di antara kita mungkin, seringkali, masih berbusana ketat, berbahan tipis transparan atau bercelana panjang leging dengan warna kulit tak ubahnya pakaian senam yang seksi.

Menghadapi hal yang demikian ini, bicara & ingatkanlah mereka dengan santun, tapi jangan melecehkannya. Apalagi, bila perempuan yang berkerudung itu sudah bebusana muslim dengan baik.

Sesungguhnya perempuan memutuskan berbusana muslimah tidaklah mudah. Apalagi bagi mereka yang merasa memiliki keelokan baik wajah maupun tubuh serta rambut yang indah. Manakala perempuan memutuskan untuk berkerudung, inssya Allah semata-mata karena berusaha keras menjalankan ketentuan Allah SWT untuk mendapatkan keridhoanNya. Perempuan berkerudung selayaknya lebih dihargai & dihormati karena ia berupaya menjaga dirinya.

Berkaca dari pengalaman ini, sesungguhnya adalah manusianya, para lelaki itu yang memang tidak memiliki kesopanan. Bahkan saat berhadapan dengan perempuan yang berkerudung di depan matanya, pikirannya tetap tidak terkendali dan mesum bukan main. Sangat kampungan!

BUDAYA ORGANISASI
Pada waktu yang berbeda sebelumnya, seorang pejabat yang lain, seorang kepala unit (setingkat super intendent), berkomentar, "La kalau badannya sebesar kamu di tempat tidur bisa patah-patah ya kamu kalau (maaf) main sama saya?" ujarnya sambil tertawa-tawa disaksikan anak-anak buahnya. Saya pun berlalu karena tidak tahu harus merespon apa?

Ada lagi seorang pejabat yang lain, seorang kepala seksi (setingkat supervisor) yang setiap kali bertemu tidak bisa menahan diri untuk, menyentuh, memegang, mencolek, hingga berkomentar yang tidak sopan, maaf masih soal tubuh saya.

Seorang kepala seksi yang lain, juga seorang haji juga sama perilakunya. Setiap kali bicara selalu berusaha merapatkan tubuhnya dan memegang pundak atau pinggang, padahal saya sudah minggir-minggir berusaha menghindar. Sampai-sampai saya kesal dan menghardiknya, "Tidak semua orang perempuan suka dipegang-pegang! Saya masih punya wudhu dan saya berniat sholat sunnah!"

Pernah pula seorang pejabat kepala divisi (setingkat direktur muda) memegang kedua pipi & merangkul leher saya, padahal saya sudah mengingatkan bahwa saya sudah wudhu dan bersiap shalat sunnah. Menghadapi dia saat itu pun saya marah-marah karena merasa sangat tidak  dihargai.

Sesama pegawai yang lain, lelaki-lelaki itu, bahkan office boy, kadang memanggil saya dengan siulan/suitan, dan saya tidak menoleh sedikitpun. Saya tidak peduli, mereka mau bilang apa.

Hingga kini, bila pagi hari saya baru tiba di kantor dan saya tidak berjabat tangan pada setiap orang di ruangan, akan dianggap aneh & tidak sopan. Pejabat kepala biro yang sama pernah berteriak & memanggil saya agar berjabat tangan dengannya saat saya baru tiba di kantor dan 'hanya' mengucapkan "Assalamualaikum". Bahkan tak jarang "Assalamualaikum" saya pun tak dijawab oleh para lelaki di ruangan karena saya tidak berjabat tangan.

Saya bukan anti jabat tangan dengan orang lain, saya hanya pengen sholat sunnah. Kadang selesai sholat saya mengalah untuk berjabat tangan dan menghampiri mereka satu demi satu.

Budaya organisasi sesungguhnya dapat dibangun dengan nilai-nilai yang jauh lebih baik, sehingga, menciptakan perilaku seluruh anggotanya menjadi lebih beradab & bermartabat. Sekali lagi, saya tidak mengklaim diri saya sebagai orang baik. Tapi setidaknya setiap manusia berhak untuk diperlakukan dengan sopan & manusiawi. Dalam hal ini, bila para pemimpinnya berperilaku demikian, maka para pengikutnya harus bagaimana?

WASPADAI SEX ABUSE! SEX HARASMENT DI KANTOR

Seringkali banyak diantara kita, para perempuan, tidak menyadari banyak sikap yang ditujukan kepada kita tergolong perilaku pelecehan seksual yang sangat merendahkan. Alih-alih becanda, banyak perempuan mungkin menganggap hal yang demikian itu sebagai hal yang wajar.

Sesungguhnya, adalah perempuan sendiri yang dapat menentukan bagaimana agar para lelaki tak bertangung jawab ini dapat, menghargai kita. Well, no body is perfect. Tapi setidaknya kesungguhan setiap manusia untuk berubah menjadi lebih baik harusnya dihargai. Bagaimanapun pelecehan seksual terhadap siapapun tidak dapat dibenarkan. Jadi wahai para perempuan, jangan gentar untuk menghardik dan melawan orang-orang yang bersikap kurang ajar kepada kita. Tetap menjaga diri ya temans...!

Published with Blogger-droid v2.0.3

No comments:

Post a Comment